Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 31 Desember 2010

teori cinta erick from

Nama Erich Fromm adalah salah satu dari tokoh yang memiliki perhatian besar terhadap arah masyarakat kapitalis dan pengaruhnya terhadap kajian massa rakyat. Perhatiannya dalam ilmu psikologi sosial membuahkan banyak karya yang menunjukkan pemikirannya yang kaya dan tajam. Bahkan bukan psikologi saja yang dibedah, tapi juga gagasan sosial-humanis. Hampir semua karya fromm telah diterjemahkan di seluruh penjuru dunia.



Erich Fromm menekankan cinta sebenarnya pada cinta yang dewasa. Cinta yang dewasa adalah penyatuan didalam kondisi tetap memelihara integritas seseorang, individualitas seseorang. Cinta adalah kekuatan aktif dalam diri manusia, kekuatan yang meruntuhkan tembok yang memisahkan manusia dari sesamanya, yang menyatukan dirinya dengan yang lain ; cinta membuat dirinya mengatasi perasaan isolasi dan keterpisahan, namun tetap memungkinkan dirinya menjadi dirinya sendiri, mempertahankan integritasnya.

Fromm memandang manusia sebagai makhluk yang sadar akan dirinya, mempunyai kesadaran tentang dirinya, sesama, masa lalu, kemungkinan masa depannya dan kesadaran akan eksistensinya sebagai sesuatu yang terpisah. Sadar akan keterpisahan ini merupakan faktor utama munculnya kegelisahan, kecemasan dan dapat menjadi pintu gerbang menuju gangguan kejiwaan. Karenanya, dalam buku The Art Of Loving, Fromm menjelaskan bahwa kebutuhan manusia yang paling dalam adalah kebutuhan untuk mengatasi keterpisahannya dan meninggalkan penjara kesendiriannya. Kegagalan untuk mengatasi keterpisahan ini yang akan menyebabkan gangguan kejiwaan.
Banyak cara dilakukan untuk mengatasi keterpisahan pada tiap individu. Fromm mengungkapkan idenya mengenai cinta sebagai jawaban dari masalah eksistensi manusia. Dalam cinta, terdapat jawaban utuh yang terletak pada pencapaian penyatuan antar pribadi dan peleburan dengan pribadi lain. Hasrat akan peleburan antar pribadi ini yang paling kuat pengaruhnya dalam diri manusia. Inilah kerinduan mendasar, kekuatan yang menjaga ras manusia, keluarga dan masyarakat untuk selalu bersama.
Terdapat dua jenis cinta menurut Formm, cinta penyatuan simbiosis dan cinta yang dewasa. Penjelasannya yaitu :
~ Penyatuan Simbiosis, yaitu memiliki pola hubungan antara pasif dan aktif dimana keduanya tidak dapat hidup tanpa yang lain. Bentuk pasif dari penyatuan simbiosis disebut sebagai ketertundukan (submission), dalam istilah klinis disebut sebagai Masokhisme. Pribadi yang Masokhisme keluar dari perasaan isolasi dan keterpisahan yang tak tertahankan dengan menjadikan dirinya bagian dan bingkisan pribadi lain yang mengatur, menuntun dan melindungi dirinya. Bentuk aktif dari penyatuan simbiosis disebut sebagai dominasi (domination), dalam klinis disebut sebagai sadisme. Pribadi yang sadistis ingin keluar dari kesendiriannya dengan membuat pribadi lain menjadi bagian dan bingkisan dirinya.
~ Cinta yang dewasa, adalah penyatuan didalam kondisi tetap memelihara integritas seseorang, individualitas seseorang. Cinta adalah kekuatan aktif dalam diri manusia, kekuatan yang meruntuhkan tembok yang memisahkan manusia dari sesamanya, yang menyatukan dirinya dengan yang lain.

Dalam mengatasi keterpisahan pada manusia, hanya cinta yang dewasa yang dapat dijadikan jawaban terbaik. Karakter aktif dari cinta yang dewasa ditunjukkan dengan hasrat untuk memberi daripada menerima. Arti kata memberi disini yaitu perwujudan paling nyata dari potensi diri. Dalam setiap tindakan memberi, individu akan merasakan kekuatan, kekayaan, dan kekuasaan atas dirinya sehingga memberi akan lebih membahagiakan daripada menerima. Sehingga manusia tidak akan memberi untuk menerima. Tetapi dalam batasan memberi yang sesungguhnya. Memberi yang sesungguhnya akan membuat orang lain menjadi pemberi.
Dalam kaitannya dengan cinta, penjelasan makna memberi ini berarti : cinta adalah kekuatan yang melahirkan cinta. Pemikiran ini diungkapkan oleh Marx “ anggaplah manusia sebagai manusia, dan hubungannya dengan dunia sebagai hubungan manusia, dan anda dapat bertukar cinta hanya dengan cinta, kepercayaan dengan kepercayaan, dan seterusnya.”
Selain tindakan memberi, karakter aktif dari cinta terlihat jelas dalam kenyataan bahwa cinta selalu mengimplikasikan unsur-unsur dasar tertentu. Unsur-unsur dasar dari cinta yaitu Perhatian (Care), Tanggungjawab (Responsibility), Rasa Hormat (Respect) dan Pengetahuan (Knowledge). Fromm (Fromm, 2005) menjabarkannya sebagai berikut :
* Perhatian (Care)
Cinta adalah perhatian aktif pada kehidupan dan pertumbuhan dari apa yang kita cintai. Implikasi dari cinta yang berupa perhatian terlihat jelas dari perhatian tulus seorang ibu kepada anaknya.
* Tanggungjawab (Responsibility)
Tanggungjawab dalam arti sesungguhnya adalah suatu tindakan yang sepenuhnya bersifat sukarela. Bertanggungjawab berarti mampu dan siap menganggapi.
* Rasa Hormat (Respect)
Rasa hormat bukan merupakan perasaan takut dan terpesona. Bila menelusuri dari akar kata (Respicere = melihat), rasa hormat merupakan kemampuan untuk melihat seseorang sebagaimana adanya, menyadari individualitasnya yang unik. Rasa hormat berarti kepedulian bahwa seseorang perlu tumbuh dan berkembang sebagaimana adanya. Dalam lagu prancis kuno dikatakan “l’amour est l’enfant de la liberte“ atau cinta adalah anak kebebasan, sama sekali bukan dominasi.
* Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan yang menjadi satu aspek dari cinta adalah pengetahuan yang tidak bersifat eksternal, tetapi menembus hingga ke intinya.
Perhatian, tanggungjawab, rasa hormat dan pengetahuan mempunyai keterkaitan satu sama lain. Semuanya merupakan sindrom sikap yang terdapat dalam pribadi yang dewasa, yaitu dalam pribadi yang mengembangkan potensi dirinya secara produktif.


Penjelasan mengenai definisi dan teori-teori cinta diatas dapat memberi sumbangan penting dalam memahami cinta sebagai suatu kekuatan positif dalam diri setiap individu. Secara klinis, cinta dapat berperan baik dalam preverensi maupun intervensi suatu penyakit mental. Sesuai penjelasan Erich Fromm, cinta yang dewasa dapat menjadi jawaban atas eksistensi menusia yang berupa keterpisahan. Dengan cinta, keterpisahan dan kesendirian akan teratasi sehingga menjadi suatu pencegahan (preverensi) dari munculnya suatu kegelisahan bahkan gangguan kejiwaan.
Sesuai dengan penjelasan Abraham Maslow mengenai teori motivasi, cinta merupakan salah satu tingkatan dari hierarki kebutuhan pada manusia. Kebutuhan cinta merupakan fase sementara dalam pertumbuhan manusia dan merupakan penggerak ke fase-fase selanjutnya.

Tidak ada komentar: