Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 01 Januari 2011

Suami overprotektif = posesif ?

Wanita mana yang hatinya tidak melambung saat suaminya memberikan perhatian ekstra, dan perlindungan. Ketika perhatian yang diberikan suami terlalu berlebihan, hati-hati, Anda justru akan merasa terkungkung dan kehilangan kebebasan.

Anda bisa melihat tanda-tanda pria overprotektif seperti berikut:

- Bila Anda ingin ikut suatu kegiatan, suami harus selalu mendampingi Anda. Jika ia tidak bisa menemani Anda, dia bisa meminta Anda supaya mau mengorbankan teman, aktivitas dan keluarga, ketimbang Anda pergi tanpa dirinya.

- Dia selalu curiga kalau Anda diajak pergi sama pria lain atau teman kumpul Anda. Dan selalu mengawasi kegiatan Anda serta maunya ‘menempel’ terus.

- Dia melarang Anda bekerja atau melakukan aktivitas yang berhubungan dengan orang banyak.

- Dia juga sering menuntut dan memaksa Anda menurutinya. Jurus terakhir yang sering bikin tertipu, dia bisa bersikap sangat manis setelah marah. Sering mengatakan nggak bisa hidup tanpa Anda dan takut kehilangan Anda.

Jika tanda-tanda ini dimiliki suami, perlu Anda sadari, sikap overprotektif bisa berubah menjadi posesif. Anda tak mau hal itu terjadi, kan? Ini solusinya:

- Sejak dini Anda mengoreksi tuntutan suami. Jika terasa memberatkan, ungkapkan sejak awal, jangan ngomel di belakang. Namun, sebelumnya Anda pun perlu introspeksi diri dulu, apakah tuntutan suami itu cukup masuk di akal dan memiliki kebenaran.Cobalah kemukakan persoalan ini pada pasangan dengan cara halus. Beri pengertian padanya, bahwa meski suami memberikan kebebasan, Anda tidak akan merusak kepercayaan darinya.

- Negosiasi untuk menjembatani perbedaan pandangan. Ada pun negosiasi bisa dilakukan melalui tindakan. Misalnya, Anda yang biasanya jarang menghubunginya saat dia di kantor, tiba-tiba harus menjadi lebih sering mengirimkan SMS, misalnya yang berisi aktivitas Anda. Lakukan berulang kali agar ia menangkap isyarat pelan-pelan dari Anda.

Tidak ada komentar: